Minggu, 24 Juni 2012

Keputihan dan Cara Mengatasinya !


Wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatan. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik semacam Klinik Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan perawatan vagina, mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya tuntas.

Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum. Dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin ini, tindakan "kuras" dilakukan.

Tidak perlu takut, karena tindakan ini sederhana dan tidak menyiksa. Usai hasil laboratorium diketahui, dokter akan memberikan obat yang tepat. Bisa berupa obat minum atau tablet yang dimasukkan ke lubang vagina. Setelah tiga bulan, pasien diharapkan kembali untuk cek ulang.

Keputihan acap kali kambuh bila tidak diobati secara tuntas. Mengobati daerah sekitar vagina saja belum cukup, sebaiknya sampai ke dalam. Para ibu yang menghadapi masalah dengan pasangan sehubungan kasus ini bisa sekalian berkonsultasi. 0 abd

Ganti Celana 2-3 kali
Derajat keasaman vagina menurut Dr. Boy Abidin, Sp.OG, antara 7,1-7,3. Untuk menjaga kesehatan vagina, perempuan setidaknya memahami beberapa hal ini:
Sesering mungkin mengganti pembalut, ferutama saat menstruasi. Darah yang keluar bisa menjadi media tumbuhnya kuman.

Sesudah berhubungan seks, bagian luar vagina sebaiknya selalu dibersihkan. "Tentu tidak dengan sabun biasa," kata Boy. Sebaiknya gunakan sabun pembersih khusus vagina. Jika perlu, gunakan cairan pembersih vagina bila memang ada infeksi di daerah kemaluan.

Saat membersihkan vagina, bilas dari arah depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina. Lebih baik air untuk membersihkan langsung ditadah dari keran biasa atau dengan keran semprot. Air yang terkumpul di ember atau Bak mandi bisa saja terkontaminasi air kencing orang lain, spora, jamur, atau kuman.

Bila menggunakan Kertas tisu, Anda harus hati-hati. Lendir dan air memang terserap, tetapi hendaknya diingat bahwa tidak semua tisu terjamin kualitasnya. Tisu yang terbuat dari serbuk kayu ada yang tercemar jamur kalau proses pembuatannya kurang baik.

Jaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang air besar. Bilas vagina sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan selalu kering lebih-lebih bagi yang bertubuh gemuk. Suasana lembab sangat disukai jamur.
Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.
Sebaiknya tidak mengenakan celana terlalu ketat, berbahan nilon, jins, dan kulit.
Pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Panty liner sebaiknya hanya digunakan antara 2-3 jam.

Jangan biarkan celana basah atau lembab karena memberi peluang tumbuhnya jamur.
Bagi wanita yang pernah melahirkan dan berhubungan seks, setidaknya lakukan pap smear sekali setahun. Untuk mereka yang sudah menopause, lakukan 2-3 tahun sekali.

Jaga berat badan normal. Jangan sampai kegemukan karena menyebabkan vagina tertutup lipatan lemak sehingga lembab.

Jaga kesehatan tubuh secara umum dengan mengasup makanan bergizi seimbang.
Lakukanlah hubungan seksual hanya dengan satu orang. Sering berganti pasangan seks akan menambah kemungkinan terinfeksi.

Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, ada dua jenis keputihan.

1. Fisiologi, dengan ciri:
  • Tidak gatal, tidak berbau. 
  • Lendir berwarna bening.
  • Terjadi hanya pada masa subur (wanita usia 20-40-an).
  • Terjadi menjelang haid.
  • Terjadi saat hamil karena terkait dengan faktor hormonal. Terjadi sehabis berhubungan seks.
  • Karena stres, kelelahan, celana dalam terlalu ketat.

2. Patologis, dengan ciri:
  • Keluar lendir berlebihan disertai infeksi.
  • Gatal, pedih, vagina kemerahan.
  • Lendir berubah warna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar